Rabu, 28 November 2007

KELEBIHAN DIBALIK KEKURANGAN

Pak Hadi, itulah namanya. Seorang kenalan dan tetangga dulu waktu keluarga kami mengontrak di kawasan Islamik.. Jangan bayangkan rumah-rumah mewah itu ya...hehe. Ya kami tinggal di rumah petak komplek kontrakan yang terletak tidak jauh dari gerbang utama Islamic Village, dimana di sebelah kontrakan kami yang berjajar 15 petak... berdiri sebuah rumah... hehehe ya sebuah rumah yang panjangnya sama dengan 15 rumah petak kami.. dan lebarnya mungkin 7 kali lipat...

Mungkin tidak usah banyak dibandingkan, nanti bikin iri... yang jelas itu kenyataan yang ada di tanah air kita..

kembali ke Pak Hadi.
Hari senin, 26 Nov 2007 kemaren sekitar ba'da maghrib aku berkunjung ke komplek kontrakan tersebut, atas undangan dari pemilik kontrakan yang sedang mengadak syukuran khitanan putranya.. setelah ngobrol, makan dan beramah tamah, aku berpamitan kepada sohibul hajat untuk sekedar berkeliling berkunjung ke tetangga2 yang kebetulan masih tinggal di situ. Tidak semuanya masih ada, maklum sudah 4 tahun aku pindah dari komplek itu.

Aku bertanya kepada tuan rumah, apa pak Hadi masih tinggal di sini? "ya, masih ada, dan tidak bergeser dari tempat yang lama"... Ok, tks saya akan mampir sebentar...
Aku langsung melangkah ke pintu petakan pak Hadi yang jaraknya mungkin hanya 20m, sambil menggendong anak saya yng 14 bulan dan diikuti putra pertama saya yang 7 tahun.. sampai didepan pintu yg masih tertutup aku ucapkan salam, "Assalamu'alaikum..!!" anak saya juga ikut-ikutan berteriak "assalmu'alaikum..." tidak kalah nyaring..
dari dalam langsung ada jawaban "Waalaikum salaam, weee pak hariis..., sama ilham ya....???" ilham nama anak saya yg 7 tahun.

Betapa kagetnya saya... aku berucap dalam hati "subhanaLLoh"... kenapa...?
Pak Hadi dan istrinya ini maaf, Buta.... ya buta.. matanya tidak dapat melihat sejak lahir. tapi subhanallah, kepekaan telinganya, ketajaman ingatannya sangat luar biasa... bayangkan, 4 tahun kami tidak bertemu, dan dulu bertetanggapun jarang-jarang ngobrol... tapi dia masih ingat suara saya, anak saya, bahkan umur anak saya waktu mau pindah... perubahan tinggi badan anak saya, dia tahu persis... masya Allah....

Spontan kami berpelukan... sambil terus bicara panjang lebar... tangannya menggapai-gapai kepala anak saya ilham... Dia juga segera tahu kalau saya juga menggendong balita... luar biasa, sungguh Allah Maha Adil...
Yang tidak saya habis pikir, 4 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk mengingat suara orang, kadang kita kenal sama orang sebulan saja bisa lupa namanya, apalagi suaranya... dengan Handphon canggih yang sudah pakai teknologi 3G yang suaranya sangat jernih saja sering kita tidak bisa mengenali suara teman kita, jika memang nomornya tidak dikenal...

Tapi ini.. subhanallah. buka itu saja... beliau tahu perkembangan berita lewat radio, dan menggambarkannya seperti dia tahu yang sebenarnya, dia juga tahu jalan-jalan yang berlika liku kampung saya, sehinnga dia yakin bisa ke rumah saya suatu saat. Dia juga tahu jumlah kecamatan.. kelurahan di Kota saya Pekalongan... yang hehehe... say sendiri tidak tahu....

Telinga dan ingatannya benar2 lebih tajam dari pada mata kita... subhanallah....
Saya yakin ini kekuasaan Allah..., selain memang dia benar-benar menggunakan indera selain matanya sebaik-baiknya sebagai wujud syukurnya kepada Allah.

Ini, sebagai Dzikir buat kita, ayat kauniah dari Allah buat kita... bahwa sudah selayaknyalah kita menggunakan indera kita semaksimal mungkin untuk digunakan sebagai mana mestinya menurut kemauan Allah SWT. Agar kita tidak termasuk orang-orang yang disindir Allah dalam surat YaaSiiin, yaitu: "Mereka diberi penglihatan, tetapi tidak mau melihat, meraka diberi pendengaran tetapi tidak mau mendengar... diberi akal tapi tidak mau berfikir." Naudzubillah mindzaalik..

Untukmu Pak Hadi, saudaraku..
Semoga Allah lebih mencintaimu.

Wallahua'lam

Haris

Tidak ada komentar: