Senin, 26 Mei 2008

AYO MAHASISWA, KAMU BISA!!!

Meminjam slogan sebuah produk minuman berenergi, sore ini saya menyemangati adik-adikku yang sedang berdemo di beberapa kampus di Indonesia. "AYO MAHASISWA...!! KAMU BISA!!!

Memang sampai sore ini 25 Mei 2008, Demo masih berlangsung di beberapa tempat, antara lain di UKI Cawang, di kampus UNHAS dll. Silahkan orang mau menyalahkan saya karena saya menyemangati mereka... ya karena yang mereka teriakkan adalah sebagian 'kebenaran' yaitu mengingatkan pemerintah agar kembali menurunkan harga BBM.

Berhasil atau tidak, Wallohua'lam hanya Allah yang tahu dan berkehendak...yang jelas mereka telah berihhtiar. Dan sejarah telah mencatat bahwa mahasiswa punya peran penting dalam setiap perubahan di negeri ini.

Masih saya ingat 10 tahun yang lalu saya juga larut dalam demonstrasi meminta Pak Harto turun, menikmati kasur atap gedung DPR/MPR, hingga diusir di malam buta dipaksa keluar gedung rakyat tersebut. Terus terang momen kali ini kembali membakar semangat saya untuk ikut ambil bagian perjuangan tersebut, sayang... kesibukan mencari sesuap nasi hanya bisa memposisikan aku sebagai pengirim doa saja dan menuliskan kata2 simpatik sambil duduk enak di depan layar komputer.

Selain menyemangati, tentunya saya juga mengingatkan... bahwa yang kita tuntut hendaklah perubahan yang jelas, tidak sekedar turunnya harga BBM... dan masalah-masalah lainnya. Kita mesti belajar dari gerakan Reformasi - yang pada akhirnya sekarang hasilnya repotnasi... (ups..! tentu saja ini bukan salah mahasiswa & pemuda) mereka sudah mengentarkan kita ke gerbang... hanya pelaksana2-nya selanjutnya saja yang masih memiliki paradigma konsep yang sama.

Gerakan reformasi dulu terjebak pada "hanya turunnya pak harto" dan menuntut ditegakkannya demokrasi & kebebasan. Padahal justru tuntutan kedua inilah yang semakin membawa kita ke dalam jurang kebangkrutan. Karena kebebasan dilaksanakan tidak hanya dalam hal mengemukakan pendapat... kebebasan telah melegalkan kebebasan berekspresi... ekspresi apapun termasuk "ekspresi pornografi & pornoaksi", kebebasan 'merampok' hutan... dll (bersambung).