Minggu, 02 Desember 2007

NIKMAT membawa SENGSARA

Sehelai Pengalaman Hidup.
By: Haris

Seharusnya SENGSARA membawa NIKMAT seperti karya novel Abdul Muis yang melegenda itu...
atau NIKMAT membawa nikmat.. seperti kemauan setiap manusia... Lahir dari keluarga kaya nan beriman, besar tercukupi harta dan ilmu.. dewasa tinggal meneruskan kekayaan orang tua, dan mati masuk syurga... hehehe... cita2 setiap orang.

Namun kali ini saya sajikan tulisan NIKMAT membawa SENGSARA... atau bisa juga diberi judul BAIK membawa BURUK...
atau PAHLAWAN yang DITAWAN... hehehe.. terlalu bombastis kali ya.

Tapi itulah yang kami rasakan, Niat baik, itikad baik... ternyata tidak selalu berakibat baik... Nikmat yang rencana kami persembahkan kepada orang lain... justru berbalik arah dan berubah menjadi kesengsaraan...
Bagaimana tidak...? Keresahan terjadi karenanya, Beberapa ibu-ibu menangis karenanya, kerekatan silaturrahmi menjadi retak karenanya amarah, kebencian, dendam, gunjing, ketidak percayaan... kebohongan... justru tumbuh subur karena KENIKMATAN / KEBAIKAN yang saya lempar ke tengah-tengah masyarakat yang "plural" pandangannya.

Saya baru menyadari, betapa berbuat baik itu tidak mudah, berbuat baik tidak selamanya mendatangkan kebaikan... selama dasar perbuatan baik dan dimana perbuatan baik itu dilakukan atas aturan dan nilai manusia... Artinya kebaikan standar manusia.. adalah suatu hal yang relatif, atau nisbi... tergantung siapa yang memandang, tergantung isi kepala dan isi dada masing2 orang.

Inilah yang ingin saya gali... lantas bagaimanakah KEBAIAKN MUTLAK itu...? yang tidak ada embel2 keburukannya sama sekali......?
Berbicara tentang KEBENARAN atau HAQ, saya jadi ingat Doa dalam sholat tahajud yang banyak mengandung kata2 HAQ... yang intinya seluruh kebaikan dari Allah adalah HAQ alal HAQ... artinya sebuah kebenaran mutlaq.

Mungkin inilah yang seharusnya menyadarkan saya, bahwa setiap perbuatan baik harus benar-benar difikirkan apakah kira-kira Haq menurut Allah...? kalau itu sudah difikir... tidak berhenti sampai disitu... apakah orang lain juga sudah karena
Allah dalam memandang kebenaran....? sehingga SEBAB dan AKIBAT atau AKSI & REAKSI sebuah perbuatan sama-sama disandarkan pada maunya Allah, kebenaran Allah..

Tapi itu sulit ya...
Betapa tidak, faktanya kita pun masih berbeda dalam memandang Allah... siapa Allah, maunya Allah dan bagaimana cara kita hidup sesuai maunya Allah.
Ya... saya bilang sulit,
tapi bukan tidak mungkin... jika Allah sudah berkehendak, dan kita benar2 mau memperjuangkannya.


Wa4JJI a'lam bisshowwab.

Tidak ada komentar: