Kamis, 10 Juli 2008

SUNATAN ANAKKU...

Serrr... berdesir rasa hatiku di tengah riuh ramainya suasana arak-arakan penganten sunat anakku. Sedetik aku tersadar, rasanya baru kemaren aku sendiri yang diarak dengan pakaian yang sama yang dikenakan anakku sekarang, yakni gamis putih panjang dan bertutup kepala ala Diponegoro. Bedanya hanya musik pengiringnya, jaman kecil saya hanya didiringi musik rebana, tapi sekarang anakku diiringi sepasukan Group Marching Band cilik lengkap dengan bendera2 dan 3 mayoret.... wah meriah sekali. Seantero kampung langsung berduyun-duyun berkumpul di tepi jalan untuk menyaksikan rombongan pengantin sunat itu.

Perasaan yang sempat terselip adalah betapa sepertinya waktu berlari begitu cepat... aku yang sepertinya belum lama disunat, sekarang sudah nyunatin anak saya... 23 tahun terlewati seperti baru kemaren... dan aku tersadar rasanya belum berbuat banyak dalam hidup selama itu... betapa ruginya aku. Ahh... tapi suasana sekitar segera membuyarkan lamunanku, kulihat anakku begitu menikmati diperlakukan seperti itu. Seakan pisau sunat yang akan menunggunya nanti malam sejenak terlupakan.

Menjelang maghrib, rombongan sampai di rumah Mbah setelah berputar2 keliling kampung. Tampak anggota marching band sudah kelelahan terlihat dari wajahnya yang sudah pada loyo. Setelah mengakhiri lagu terakhir maka mereka makan bersama dan membubarkan diri menuju ke sekolahan lagi.

Waktu berjalan begitu cepat, Selepas Sholat Isya' undangan walimah segera berdatangan, dan seperti biasa mereka langsung menanyakan mana yang akan disunat. Maka aku panggil anakku dan kakak sepupunya untuk duduk berjajar menyalami tamu2 undangan. satu-persatu mereka memberikan amplop sbagai hadiah... anak saya tersipu-sipu melihat ke arahku. Memang aku sengaja tidak mengatakan bahwa orang2 akan memberinya hadiah... Setelah semuanya bersalaman, maka acarapu segera dibuka, Aku mendampingi anakku di depan tamu2 undangan. rencananya acara akan dibuka dengan pembacaan hafalan Juz Amma oleh anakku, penuh 1 juz.

Setelah semuanya siap maka anakku mulai membaca hafalannya, dimulai dengan surat An-Naba, satu surat dia minta minum... kemudian An-Naziat, Abasa, At-Taqwir, Al-Mutofifin, At-Torik dst... sampai An-Nas. Memang tidak sempat semuanya terbaca, karena pak Dokter sudah menunggu, dan nampaknya anakku sudah kelelahan. Tapi itupun sudah sangat bagus kata para tamu teman-teman ayahku. Mereka berkata kepadaku... kalau bisa diteruskan agar bisa hafal seluruh Al-Qur'an, saya hanya bisa berkata, Doakan saja Pak, terima kasih.

Sementara itu Pak Dokter sudah menunggu dengan seluruh peralatannya, melihat itu anakku jadi ngeri... dia langsung lari ke kamar ibunya sambil menangis. Wah, gawat... giliran sudah final malah berubah pikiran kataku dalam hati... Akhirnya dia setuju tetapi dengan syarat sambil makan es krim. hahaha.... untungnya ada eskrim di kulkas. segera saja Anakku dibaringkan sambil disuapin eskrim, dengan sedikit tangisan, akhirnya setelah berlangsung selama 30 menit proses khitanan itu telah selesai... dan Alhamdulillah legalah rasa hatiku. Paling tidak aku telah mengajarkan dan mempraktekkan sebagian dari syariat islam itu kepada anakku.