Minggu, 22 Juni 2008

4 PILAR PENDIDIKAN ISLAMI

Islam adalah agama yang komplit, bukan sekedar ritual ibadah, tapi merupakan sistem yang mengatur kehidupan, yang akan membawa pada keselamatan dunia dan akhirat. Dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, dari urusan toilet sampai gedung parlemen. Termasuk juga dimensi pendidikan, bahkan kata ilmu, yang sangat erat dengan pendidikan, di sebut delapan ratus kali dalam Al Quran. Dengan mendapatkan perhatian sedemikian rupa, menunjukan betapa pentingnya ilmu dalam Islam,. Selain banyaknya ayat Al-Quran yang berbicara tentang ilmu, juga banyak hadis Nabi saw seputar ilmu dan pendidikan.. Di tambah praktek kehidupan para sahabat Nabi saw dan keluarganya, sebagai murid langsung dari Nabi saw.

Pendidikan adalah upaya untuk mewujudkan tujuan penciptaan kita, yaitu beribadah, sebagaimana yang di perintahkan oleh pencipta kita,

“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz dzariyaat. 51 : 56)

Beribadah kepada Allah swt, hanya bisa terwujud bila di awali dengan ilmu. Sebagaimana wahyu pertama yang di turunkan pada Nabi saw adalah Iqra (QS Al-Alaq : 1-5 ), yaitu perintah untuk membaca. Karenanya proses mencari ilmu (pendidikan) adalah ibadah, dari mulai membaca, membeli buku dan alat tulis lainnya, ongkos menuju tempat belajar mengajar, menyapa dan memperhatikan anak didik, kelalahan mengajar, mencari informasi, mengolah bahan presentasi, dst yang mendukung proses pembelajaran, ialah ibadah. Maka dalam hadis lain, di sebutkan bahwa barangsiapa berjalan mencari ilmu, maka Allah swt akan memudahkan jalanya menuju surga. Ya.., jadi sebagai motivasi kita, bila sedang malas belajar atau mengajar, bayangkanlah surga yang di janjikanNya, dan kita sedang melangkah mendekatinya.

Selain itu, tujuan kita di ciptakan ke bumi ini, adalah sebagai khalifah

“ Ingatlah ketika Rabb mu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” ( QS Al Baqarah. 2 :30 )

Berperan sebagai khalifah, wakil-Nya di muka bumi, untuk memakmurkan bumi dan seisinya ini, juga tidak akan tercapai tanpa pendidikan. Bagaimana mengolah sumber daya yang ada, supaya bermanfaat bagi kehidupan, bukan sebaliknya, menjadi ancaman bagi kehidupan. Seperti saat ini, banyak bencana alam, yang terjadi akibat tangan manusia itu sendiri, yang tidak bersyukur mengatur dan mengolah nikmat alam yang melimpah.

Maka, pendidikan (tarbiyah) adalah kewajiban sekaligus kebutuhan. Yang akan membawa kita, bukan hanya pada kebahagiaan di dunia, tapi juga kesuksesan di akhirat kelak.

Bagaimana supaya pendidikan itu berhasil, sehingga kebahagiaan dunia & akhirat bisa tercapai ? setidaknya ada 4 pilar yang mendukung keberhasilan pendidikan, diantaranya :



Uswatun hasanah (teladan yang baik)
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” ( QS Al-Ahzab .33:21)

Rasulullah saw adalah guru terbaik sepanjang sejarah manusia. Nabi Muhammad saw menerima wahyu di usianya yang ke 40 tahun, selama 22 tahun, 2 bulan dan 2 hari, sampai akhirnya meninggal di usia 63 tahun, telah berhasil mencerahkan umat dari kegelapan jahiliyah menuju terang benderangnya Islam. Juga para murid – muridnya (para sahabat), 30 tahun sepeninggal beliau saw, berhasil menyebarkan indahnya Islam ke 60 % wilayah dunia. Sebuah ekspansi yang progresif ini salah satu rahasianya adalah keteladanan.

Ada banyak cerita kegagalan pendidikan, karena hilangnya keteladanan. Misalkan merokok, ketidaksederhanaan, ketidak tepatan waktu, kekeliruan komunikasi dan seterusnya, menjadi komoditas yang miskin keteladanan, sehingga wajar bila masih lestari dalam keseharian.



Mau’idzoh Mustamiroh ( pelajaran yang berkelanjutan )
Manusia adalah gudangnya salah dan lupa (bukan sekedar tempatnya salah). Maka di perlukan, tidak sekedar pelajaran yang baik, tapi juga pengajaran yang berulang – ulang.

Ada banyak ayat yang menyuruh untuk memberi peringatan.

“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. QS. Adz dzariyaat 51:55)

“Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat”
(QS Al A’laa 87: 9)

Pengulangan juga, merupakan teknik yang sangat baik dalam menghafal. Kita bisa menghafal sesuatu, tanpa bermaksud menghafalnya, dengan melakukan pengulangan.



Bi’ah shalihah (lingkungan yang kondusif)
Nabi SAW mengingatkan: “Perumpamaan teman yang shalih dengan yang buruk itu seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Berteman dengan penjual minyak wangi akan membuatmu harum karena kamu bisa membeli minyak wangi darinya atau sekurang-kurangnya mencium bau wanginya. Sementara berteman dengan pandai besi akan membakar badan dan bajumu atau kamu hanya akan mendapatkan bau tidak sedap“. (HR.Bukhari & Muslim).

Bagaimanapun juga, lingkungan memiliki peran penting dalam pendidikan. Misal, ada pasangan suami istri muda, yang sedang mendidik anaknya supaya sholeh / shalehah, namun karena masih numpang di pondok mertua indah, maka belum bisa terlepas sepenuhnya dari lingkungan sekitarnya (nenek/kakek/ paman/ keponakan, dst), yang di khawatirkan menjadi celah masuknya nilai – nilai yang kurang baik dan tepat. Begitu juga, beda dampaknya bila kita belajar di tempat yang nyaman, memiliki teman yang mendukung, dengan sebaliknya. Memilih lingkungan yang kondusif bagi pendidikan kita atau keluarga kita, adalah hal yang penting, namun bukan berarti lingkungan yang baik itu selalu di cari, tapi bi’ah sholihah ini, juga bisa di ciptakan, dengan membentuk komunitas yang baik. Hidup di lingkungan yang baik adalah nikmat, namun jauh lebih nikmat bila kita bisa menciptakan lingkungan yang baik. Mendapat sahabat yang baik adalah kebahagiaan, namun jauh lebih bahagia bila kita menjadi sahabat yang baik bagi banyak orang.



Manhajussalim ( kurikulum yang selamat)
Kurikulum yang baik dan selamat, adalah kurikulum yang mengacu pada Al Quran dan Sunnah. Karena dengan keduanyalah Islam pada awalnya mencapai kejayaan, dan hanya dengan keduanya pula, kejayaan itu bisa di raih lagi. Kabarnya kurikulum pendidikan di Negara Israel, selalu mengaitkan pada nilai nilai zionisme. Contohnya, dalam pelajaran matematika, bila di sebuah lapangan ada 100 orang muslim, dan 1 orang Yahudi, dan kemampuan 1 orang Yahudi tersebut bisa membunuh 5 orang muslim tiap harinya, maka dalam berapa hari lapangan itu bebas dari orang muslim ? Maka seharusnya kita lebih PD lagi memasukan nilai nilai islami dalam pendidikan, bukan sebaliknya, memisahkan antara pendidikan dengan nilai – nilai agama.

Dalam pendidikan, materi yang baik dan bermanfaat adalah penting, tapi jauh lebih penting metodanya. Dan metoda itu penting, tapi jauh lebih penting gurunya, dan guru itu penting, tapi jauh lebih penting ruhnya ( spiritualnya) . Bila kesemuanya ada, maka insyallah pendidikan akan membekas dan berdampak, walau pendidiknya sudah meninggal sekalipun.



Selamat beribadah dengan pendidikan,
Serta selamat menjadi dan membentuk “agen of change” dengan pendidikan


Wallohu ‘alam

Senin, 02 Juni 2008

DEVIDE AT IMPERA, WASPADA!!!

Entah kenapa, taktik Devide at impera, atau politik belah bambu... atau politik pecah belah ini masih ampuh dipakai sebagai penghancur masyarakat kita. Saat ini saya merasa bahwa taktik ini kembali digunakan, entah sengaja atau tidak sengaja dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
Korbannya adalah lagi-lagi umat islam, yaitu diantara kelompok islam "garis keras", "moderat", "sekuler", dan "tradisional".... mereka semua bagian dari umat islam. Mohon maaf kalau saya tidak ikut-ikutan mengecam FPI karena pandangan saya seperti di atas tadi.

Yang juga saya rasakan isu yang berkembang justru melenceng dari isu besar semula yang sebagian besar masyarakat kita sedang memohon-mohon kepada pemerintah untuk membatalkan kenaikan BBM. Dalam hitungan jam sepertinya isu itu lenyap tak berbekas berganti dengan isu bentrokan yang terjadi antara anggota laskar islam / FPI di Monas Minggu, 1 juni lalu. Isu ini bergerak dengan cepat bergulung bagaikan bola salju menghantam pihak-pihak yang selama ini bersikap tegas terhadap Pemerintah, seperti Ormas-ormas islam yang katanya "foundamentalis". Mereka menuai kecaman, menuai tuntutan untuk dibubarkan dll, karena tidak sejalan dengan pandangan mainstream umat islam dengan keindonesiaannya.

Di beberapa media saya baca kondisi semakin memanas, kepada tingkat saling siaga, saling mengancam untuk melakukan tindakan kekerasan.
Dan yang saya sangat prihatinkan... Mereka semua saudaraku... muslim juga, muslim NU, muslim FPI...

Wahai para ulama' tidak Anda yang mulia tidak menyadari ini...?
Wahai Penguasa bertindaklah adil dan arif dalam menyikapi ini....
Wahai saudaraku...? lupakah kalian bahwa muslim itu bersaudara...?

Duduklah bersama... bukalah kembali Al-Quran-mu, hadits Nabimu... renungkanlah tanpa nafsumu...!!
Musuh kita bukan saudara kita sendiri... melainkan kafir penjajah yang telah membuat kita menderita!!

Ya Robb, satukan kembali hati kami, turunkan hidayah-Mu untu kami....
Berikan kepada kami pemimpin yang bisa menjadi wakil-Mu menjalankan aturan-Mu
meneruskan tugas kenabian, dan kepemimpinan menurut manhaj kenabian...
Amiiin......